Selamatkan Pendidikan Kita!


cropped-1462900_486535564797132_1400753239_n.jpg

“Didiklah dan persiapkanlah anak-anakmu untuk suatu zaman yang bukan zamanmu.” Demikian diungkapkan oleh sahabat Rasul, Ali bin Abi Tholib ra. Pesan ini menyiratkan betapa pentingnya pendidikan untuk mempersiapkan generasi terbaik untuk mengusung peradaban di masa yang akan datang.

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pasal 3 disebutkan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sayangnya, fakta di lapangan menunjukkan bahwa tujuan pendidikan tersebut sangat jauh dari realisasi yang diharapkan. Potret buram pendidikan kita telah dihantui tingginya kekerasan intelektual, kekerasan seksual, kasus tawuran yang meraja lela, serta seks bebas dan narkoba yang membawa korban yang tidak sedikit.

Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa hanya dapat terealisasi apabila secara fundamental pendidikan agama menjadi landasan pendidikan secara umum. Hal ini penting, mengingat saat ini nilai sangat diperlukan sebagai pegangan moral dalam tindak tanduk dan laku keseharian. Bukan hanya dengan mengandalkan lembaga pendidikan formal, yang lebih penting lagi adalah sinergisitas peran antara sekolah, masyarakat, dan orang tua dalam menanamkan nilai-nilai spiritualitas sejak dini.

Seperti yang Ibnu Khaldun sampaikan dalam bukunya, Muqoddimah, “..bahwa memberikan pendidikan di waktu kanak-kanak itu lebih meresap dan akan menjadi dasar dalam kehidupan selanjutnya, sebab hal pertama yang masuk dalam jiwanya merupakan landasan bagi kemampuan serta keahliannya, dan perkembangannya selanjutnya akan banyak dipengaruhi landasan tersebut.”

Oleh karena itu, penting bagi setiap pribadi kita sebagai muslim menyadari bahwa kita memiliki peran dalam menopang tercapainya tujuan pendidikan secara umum sekaligus menyiapkan generasi robbani pengusung peradaban.

Kader dakwah harus secara jelas dan riil mendorong tercapainya tujuan tersebut. Sebab pendidikan bukan hanya sekedar menjadikan anak bisa membaca dan menulis, tapi juga mengajarkan tentang konsistensi perjuangan menegakkan kebenaran yang selalu harus diwariskan semangatnya dari generasi ke generasi.

Sejarah telah gamblang bercerita bahwa kehancuran yang dialami oleh umat ini adalah akibat dari kegagalan pendidikan Islam menjalankan perannya. Peradaban Islam yang dahulu jaya dan disegani di mata dunia terpaksa tunduk pada realitas global yang melanda. Sejak Louis dari Perancis pada Perang Salib menanamkan dogma untuk mengapuskan keaslian pengajaran pada Islam dengan menggunakan logic dan saintifik, umat Islam dilabeli sebagai kaum marjinal, melarat, dan teroris, sehingga institusi moral umat Islam pun melemah.

Masyarakat muslim harus segera sadar dengan membuang segala bentuk mental terjajah dan mulai membangun kebanggaan diri sebagai insan merdeka sekaligus pewaris peradaban mulia.

Sumber bacaan:

Darmaningtyas. (2011). Pendidikan Rusak-Rusakan. Yogyakarta: LKiS Group.

Maarif, S. (2009). Selamatkan Pendidikan Dasar Kita. Semarang: Needs Press.

Qathani, S. b. (2013). Rasulullah Sang Pendidik. Solo: Tiga Serangkai.

ditulis tanggal 1  Mei 2014

5 tanggapan untuk “Selamatkan Pendidikan Kita!

  1. sepanjang kita masih punya kegelisahan dan kekhawatiran, kita masih punya harapan untuk memperbaiki keadaan pendidikan (memperbaiki manusia Indonesia) di tanah syurga ini,…..semoga suatu saat kreatifitas dan inovasi kita dalam profesi yang kita cintai ini memberikan perubahan yang cukup berarti, meski kecil sekalipun, bagi sahabat-sahabat belia kita (murid).
    saya alumni arkeologi, sebenarnya tidak ber-cita2 jadi guru, tetapi Allah Yang Maha Rahman menganugerahi saya profesi yang luar biasa ini…..dengan begini saya tahu (mungkin) kenapa simbah saya penilik sekolah,, ibu bapak saya guru, dan hampir semua bulik-bulik saya juga guru. salam kenal. pak fai jambidan lor bantul DIY

    Suka

  2. aku kuliah di fakultas keguruan, dan aku yakin betul ada kesalahan sistemik yng mengakar dalam sistem pendidikan kita. tak banyak yg bisa dilakukan ketika guru pun memilih bungkam terhadap sistem yg ada. aku sangat mengapresiasi sekolah2 alternatif, meskipun pada akhirnya pemerataan pendidikan yg dicita2kan pemerintah urung terlaksana..

    Suka

  3. Jika kita bicara masalah pendidikan, kita bkan hanya berbicara masalah satu dua orang. Kita bicara pada generasi – generasi yang merasa punya pola pikir tersendiri, pola kehidupan terbaik. Apalagi sekarang, kita akal begitu disanjung – sanjung, bukan lagi masalah moral.

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Sugito Kronjot Batalkan balasan